SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog Pribadi Atma Winata Nawawi

Jumat, 30 Oktober 2009

MUSYAWARAH BESAR ARSITEKTUR LANSEKAP PERIODE 2009-2010



Jakarta, 30 Oktober 2009
Indah Ciptaning atau yang biasa dipanggil Ade terpilih sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Arsitektur Lansekap (HMJ AL) Periode 2009-2010 dalam Musyawarah Besar HMJ Arsitektur Lansekap yang berlangsung di AK503 Universitas Trisakti Jakarta.

Dalam Mubes yang dipimpin oleh Presidium Sidang yang terdiri dari Yoga Utama, Muhamad Islam Al-Mahdi, dan Muhamad Ramlan juga telah menyatakan HMJ AL periode 2008-2009 yang dipimpin  oleh saudara Geoditya H.W telah demisioner.

Diharapkan kepengurusan yang baru dapat mempertahankan prestasi yang telah ditorehkan HMJ Periode sebelumnya dan meningkatkan kualitas pengkaderan dalam tubuh HMJ AL.

Kamis, 29 Oktober 2009

DRAFT GARIS BESAR HALUAN PROGRAM – IKATAN ILMUWAN INDONESIA INTERNASIONAL




DRAFT GARIS BESAR HALUAN PROGRAM – IKATAN ILMUWAN INDONESIA INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN

1.1 Pengantar

Berkaryanya dan menetapnya ilmuwan-ilmuwan asal Indonesia di luar negeri adalah sebuah kenyataan. Dengan berkarya dan menetap di luar negeri memungkinkan meningkatnya ilmu pengetahuan, jejaring, pengalaman, dan informasi yang dimiliki oleh para ilmuwan. Fenomena globaliasi dan persaingan bebas dimana semakin mudah berpindahnya barang/manusia/ informasi dari satu tempat ke tempat lainnya harus dapat dimanfaatkan menjadi pendukung brain circulation. Brain circulation mengasumsikan bahwa terjadi sirkulasi manusia, informasi dan Iptek dari negara mereka beraktivitas menuju negara mereka berasal, demikian juga sebaliknya. Ilmuwan asal Indonesia di luar negeri memegang peranan penting sebagai duta bangsa dan memainkan peranan sebagai 2nd track of diplomacy. Sehingga ilmuwan Indonesia di luar negeri melalui Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) diharapkan mampu memanfaatkan fenomena brain circulation untuk berpartisipasi dan berkontribusi secara lintas sektoral untuk pembangunan fisik dan insani untuk mencapai Indonesia yang madani.

1.2 Pengertian
 Garis Besar Haluan Program (GBHP) I4 merupakan suatu garis besar kebijaksanaan yang menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan sebagai sarana untuk mewujudkan visi dan misi I4 yang tercantum dalam Anggaran Dasar I4 dan ditetapkan dalam Rapat Anggota I4.

1.3 Tujuan
 Tujuan ditetapkannya GBHP I4 2009-2010 adalah sebagai arah dan panduan pembuatan agenda dan rencana kerja bagi Dewan Eksekutif I4 untuk melaksanakan kegiatan secara sistematis dan terarah sesuai dengan analisa situasi dan kondisi yang dihadapi I4 sebagai sebuah organisasi yang baru berdiri dan memerlukan berbagai tahapan awal untuk mengumpulkan seluruh sumber daya yang dibutuhkan.

1.4 Landasan
 GBHP I4 disusun berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga I4.

1.5 Sistematika Penyusunan
 Sistematika GBHP I4 adalah sebagai berikut :

I. Pendahuluan
 1.1 Pengantar
 1.2 Pengertian
 1.3 Tujuan
 1.4 Landasan
 1.5 Sistematika Penyusunan

II. Konsep dan Pola Umum Program I4
 2.1 Bidang Pengembangan Organisasi
 2.2 Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemitraan
 2.3 Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
 2.4 Bidang Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

III. Konsep Struktur Organisasi I4

IV. Penutup

II. KONSEP DAN POLA UMUM PROGRAM I4

2.1 Bidang Pengembangan Organisasi
 Kerangka Strategis
 Memperkuat kapasitas dan kapabilitas I4 dengan berbagai sumber daya yang tersedia sehingga mampu menanggapi perkembangan dan permasalahan secara optimal.

Rancangan Kerja
 *Prioritas Primer
 1. Pendataan dan klasifikasi ilmuwan Indonesia di luar negeri secara komprehensif dan holistik.
2. Pembuatan situs internet sebagai pusat data yang berisi informasi umum dan spesifik yang dapat diakses publik.
3. Pembuatan media komunikasi internal I4 sehingga setiap anggota I4 dapat bertukar informasi dengan berbagai topik.

* Prioritas Sekunder
 1. Pembuatan media online dan jurnal internal I4 dalam berbagai disiplin keilmuan yang berskala internasional sebagai strategi implementasi ilmuwan Indonesia di luar negeri.
 

2.2 Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemitraan

Kerangka Strategis
 Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar ilmuwan di luar negeri dengan ilmuwan di dalam negeri, elemen pemerintahan, institusi pendidikan tinggi dan institusi riset.
 Rancangan Kerja
 * Prioritas Primer
o Prioritas Sekunder

1. Membentuk perwakilan berupa kesekretariatan di berbagai negara ataupun regional kewilayahan dan Indonesia untuk mendukung proses koordinasi I4.
2. Merancang skema kemitraan antara I4 dengan elemen pemerintahan, institusi riset, dan institusi pendidikan tinggi di Indonesia.
 

1. Mendukung skema ikatan dinas untuk sumber daya manusia di Indonesia dengan pengiriman tugas belajar formal ataupun pelatihan ke luar negeri, sehingga dapat memperkuat daya saing dan memperluas wawasan global.
2. Menginisiasi adanya insentif multi sumber daya (finansial, penempatan kerja dan jejaring) oleh pemerintah untuk ilmuwan Indonesia di luar negeri, sehingga ilmuwan-ilmuwan tersebut dapat kembali ke Indonesia dalam jangka waktu tertentu.
3. Mengumpulkan informasi terkait peluang kerjasama antara instansi di Indonesia (pemerintahan, pendidikan tinggi, pusat riset) dan instansi serupa di negara-negara dimana ilmuwan Indonesia beraktivitas.
4. Meningkatkan kerjasama antara I4 dengan institusi riset, industri, pendidikan tinggi dan institusi lainnya di luar negeri yang kemudian dapat diberdayagunakan.

2.3 Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kerangka Strategis
 Meningkatkan kompetensi ilmuwan Indonesia di luar negeri dengan kegiatan-kegiatan keilmiahan dan implementatif yang dapat diterapkan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Rancangan Kerja
 * Prioritas Primer
 1. Membuat kegiatan keilmiahan dan profesional dalam berbagai skala yang melibatkan peran aktif ilmuwan Indonesia di luar negeri dalam bidang keilmuan tertentu dan elemen-elemen pendukungnya, yang diadakan di dalam negeri ataupun luar negeri secara berkala.
 Contoh: Konferensi Kebumian, Energi dan Lingkungan di Berlin pada bulan Agustus 2010, sebagai usulan Ir. Agusman Effendi (DEN-RI).

2.4 Bidang Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 Kerangka Strategis
 Memperkuat kualitas sumber daya manusia di Indonesia melalui proses alih dan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang disesuaikan dengan identitas dan kearifan nasional.

Rancangan Kerja
 * Prioritas Primer
 1. Mengadakan kegiatan berupa pelatihan, seminar, workshop ataupun kegiatan serupa lainnya di Indonesia yang melibatkan sumber daya manusia di dalam negeri dan difasilitasi oleh I4 dan didukung pemerintah Indonesia dengan topik yang berkaitan dengan tahapan alih dan transfer Iptek.

III. KONSEP STRUKTUR ORGANISASI I4
 Dewan Pembina
 Dewan Pakar
 Dewan Eksekutif
 Ketua
 Wakil Ketua
 Sekretaris I Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
 Sekretaris II Bidang Sumber Daya Informasi
 Bendahara I Bidang Internal
 Bendahara II Bidang Eksternal
 Ketua Bidang Kemitraan
 * Kepala Biro Kerjasama Institusi
* Kepala Biro Hubungan Masyarakat
 Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan
 * Kepala Biro Pemberdayaan Organisasi
* Kepala Biro Perencanaan Strategis
* Kepala Biro Pendidikan dan Pelatihan
* Kepala Biro Pengawasan Umum
 Ketua Komisi Sains Dasar
 Ketua Komisi Sains Terapan
 Ketua Komisi Sains Rekayasa
 Ketua Komisi Humaniora
 Ketua Komisi Ilmu Ekonomi
 Ketua Komisi Ilmu Politik
 Ketua Komisi Ilmu Hukum
 Ketua Komisi Iptek Interdisipliner
 Pengurus Wilayah
 Koordinator Kesekretariatan Indonesia
 Koordinator Wilayah Asia Timur
 Koordinator Wilayah Asia Selatan
 Koordinator Wilayah Asia Tenggara
 Koordinator Wilayah Australia, Pasifik dan Oseania
 Koordinator Wilayah Afrika Utara, Sub-Sahara dan Timur Tengah
 Koordinator Wilayah Skandinavia
 Koordinator Wilayah Eropa Barat
 Koordinator Wilayah Eropa Timur
 Koordinator Wilayah Mediterania
 Koordinator Wilayah Amerika Utara, Tengah dan Selatan

IV. PENUTUP

I4 terbangun dari tekad, kerja keras, sikap mental, dan semangat para ilmuwan Indonesia di luar negeri demi perubahan yang lebih baik di Indonesia. Hasil program kerja harus dapat bermanfaat secara nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara tidak hanya untuk saat ini saja tetapi untuk masa-masa selanjutnya. Diharapkan program yang disusun oleh Dewan Eksekutif I4 harus dapat mengembangkan I4 menjadi sebuah organisasi yang memiliki kredibilitas tinggi dan kompeten. Sehubungan dengan itu, Dewan Eksekutif I4 perlu menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-masing dengan tetap mengacu kepada GBHP I4 untuk mencapai tujuan bersama I4. Kesabaran dan keikhlasan berkarya membawa kita menuju kejayaan bangsa dan negara. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai rencana, sikap, dan tindakan kita.
 —————–
 Kontributor:
 1. Teuku Reiza Yuanda (Jerman)
2. Dedy Sushandoyo (Swedia)
3. Fadil Fauzulhaq (Rusia)
4. Willy Sakareza (Indonesia)

Selasa, 27 Oktober 2009

PERAN UKM BAGI PEREKONOMIAN NASIONAL DI TENGAH ANCAMAN KRISIS GLOBAL


Oleh : Atma Winata Nawawi


Usaha kecil dan menengah atau yang biasa kita kenal UKM adalah salah satu elemen penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah ataupun kawasan, tidak terkecuali di Indonesia.  Sebagai gambaran, kendati  sumbangannya dalam output nasional (PDRB) hanya 56,7 persen dan  dalam  ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UKM memberi kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen  dalam penyerapan tenaga kerja. Namun, dalam kenyataannya selama ini UKM  kurang mendapatkan perhatian. Dapat dikatakan bahwa kesadaran akan pentingnya UKM dapat dikatakan barulah muncul belakangan ini saja.


Setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang belakangan ini memandang penting  keberadaan UKM  menurut beberapa ahli.  Alasan pertama adalah karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai salah satu elemen yang dinamis, UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan alih teknologi. Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar.  Juga disebutkan bahwa usaha kecil dan usaha rumah tangga di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, mendukung pendapatan rumah tangga, dan menggerakkan roda perekonomian.


Ketiga alasan yang dikemukakan di atas  sangat  relevan dalam konteks Indonesia yang juga terkena imbas krisis global. Aspek fleksibilitas  tersebut menarik pula dihubungkan dengan hasil  studi yang menyatakan berdasarkan survei di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Utara dan Sumatra Utara. Temuan   yang didapat adalah  bahwa  usaha kecil di Jawa lebih menderita akibat krisis daripada luar Jawa, begitu pula  yang di perkotaan bila dibandingkan dengan yang di pedesaan.


Sementara itu, berdasarkan data PDRB,  krisis ekonomi telah menyebabkan propinsi-propinsi di Jawa  mengalami kontraksi ekonomi yang lebih besar ketimbang daerah-daerah lain di Indonesia.  Lima propinsi di Jawa seluruhnya adalah lima besar propinsi di Indonesia yang mengalami kemorosotan ekonomi terparah. Pada tahun 1998, saat ekonomi Indonesia mengalami kontraksi terparah,  hanya  Papua saja yang pertumbuhan ekonominya masih positif sedangkan propinsi-propinsi lainnya mengalami kontraksi.  Pada tahun tersebut,  seluruh propinsi di pulau Jawa mengalami kontraksi ekonomi yang jauh lebih parah daripada propinsi-propinsi lainnya.


Krisis ekonomi yang sangat parah, telah menyulitkan masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari. Tidaklah mengherankan apabila pengangguran, hilangnya  penghasilan serta kesulitan memenuhi kebutuhan pokok merupakan persoalan-persoalan sosial yang sangat dirasakan masyarakat sebagai akibat dari krisis ekonomi.  Hasil survei  yang dilakukan Bank Dunia bekerjasama dengan Ford Foundation dan Badan Pusat Statistik (September-Oktober 2008) menegaskan bahwa  ketiga persoalan itu  oleh  masyarakat ditempatkan sebagai persoalan prioritas atau  harus segera mendapatkan penyelesaian.  Dengan kata lain, ketiga hal itu merupakan persoalan sangat pelik yang dihadapi masyarakat pada umumnya.


Kondisi ketenagakerjaan  pada masa krisis kiranya dapat memberikan gambaran dampak sosial dari krisis ekonomi. Tingkat pengangguran mengalami kenaikan dari 4,9 persen pada tahun 1996 menjadi 6,1 persen pada tahun 2000. Krisis ekonomi juga telah membalikkan tren formalisasi ekonomi sebagaimana tampak dari berkurangnya pangsa pekerja sektor formal menjadi 35,1.  Dengan kata lain, peran sektor informal menjadi terasa penting dalam periode krisis ekonomi. Sektor informal sendiri merupakan sektor dimana sebagian besar tenaga kerja Indonesia berada.


Sementara itu, belakangan ini banyak diungkapkan bahwa UKM memiliki peran penting bagi masyarakat di tengah krisis ekonomi global. Dengan didukungnya pengembangan UKM diyakini pula akan dapat dicapai pemulihan ekonomi global. Hal serupa juga berlaku bagi sektor informal. Usaha kecil sendiri pada dasarnya  sebagian besar  bersifat informal dan karena itu relatif mudah untuk dimasuki oleh pelaku-pelaku usaha yang baru. Pendapat mengenai peran UKM atau sektor informal tersebut ada benarnya setidaknya bila dikaitkan dengan perannya  dalam meminimalkan  dampak sosial dari krisis global khususnya  persoalan pengangguran dan hilangnya penghasilan masyarakat.


UKM boleh dikatakan merupakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan dalam menghadapi krisis global yakni dengan melibatkan diri dalam aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.  Dengan hal ini maka persoalan pengangguran sedikit banyak dapat tertolong dan implikasinya adalah juga dalam hal pendapatan. Bagaimana dengan anjloknya pendapatan masyarakat yang tentu saja mengurangi daya beli masyarakat terhadap produk-produk yang sebelumnya banyak disuplai oleh usaha berskala besar.


Bukan tidak  mungkin produk-produk  UKM justru menjadi substitusi bagi produk-produk usaha besar yang mengalami kebangkrutan atau setidaknya masa-masa sulit akibat krisis ekonomi. Jika memang demikian halnya maka kecenderungan tersebut  sekaligus juga merupakan respon terhadap merosotnya daya beli masyarakat.


Sudah saatnya dunia Perguruan Tinggi memperkenalkan UKM secara lebih nyata kepada mahasiswa yang merupakan calon tenaga kerja bagi perekonomian nasional. Tidak hanya menjadikan pengetahuan tentang UKM melalui kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib, tapi juga merangsang akademisi untuk mengembangkan dirinya dalam membuka usaha informal seperti UKM. Semua ikhtiar ini, tidak akan dapat sempurna tanpa dukungan dari Pemerintah maupun Pemerintah Daerah melalui kebijakan-kebijakan yang melindungi segenap komponen lokal untuk menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.




Universitas atau Perguruan Tinggi (PT) haruslah berperan menjadi Intellectual Capital (penyedia kaum intelektual). Intelektual Kapital merupakan sumber dan aliran ilmu pengetahuan yang merupakan suatu identitas yang harus dimiliki oleh suatu lembaga ilmiah (Universitas) sebagai sebuah organisasi.


Intelektual capital merupakan sumber daya yang tidak dapat disentuh (Intangible Resources) yang sangat berperan sebagai motor penggerak untuk mendapatkan out-come yang dapat dilihat secara kasat mata, atau berupa sumber daya yang dapat disentuh (Tangible Resources), seperti uang dan asset-asset berupa fisik.


Intelektual capital pada dasarnya terdiri dari tuga komponen utama, antara lain :

1.     Modal manusia (Human Capital) yang merupakan kumpulan manusia yang mempunyai ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas dari setiap manusia didalam sebuah organisasi;
2.      Modal social (Sosial Capital) yang merupakan struktur, jejaring kerja, dan prosedur agar setiap modal manusia yang terlibat dapat saling memberikan kontribusi dalam mengembangkan sebuah organisasi;
Modal organisasi (Organizational Capital) yang merupakan suatu wadah untuk menghimpun, dan mendayagunakan human capital dalam sebuah organisasi yang berupa database, informasi, pedoman-pedoman lainnya.



Universitas Trisakti sebagai kampus pelopor kewirausahaan haruslah menjadi motor terdepan dalam pengembangan UKM bagi perekonomian nasional, dengan mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai keilmuannya, namun juga sanggup menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.



*Penulis adalah mahasiswa Jurusan Arsitektur Lansekap, FALTL, Universitas Trisakti. Aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan di Universitas Trisakti, merupakan Presiden Mahasiswa Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti Periode 2008-2009.

Senin, 26 Oktober 2009

Seminar Internasional "Peran Ilmuwan Indonesia Internasional Dalam Membangun Kemandirian Bangsa"





Jakarta, 26 Oktober 2009
Kepresidenan Mahasiswa Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti mengadakan Seminar Internasional yang mengambil tema "Peran Ilmuwan Indonesia Internasional Dalam Membangun Kemandirian Bangsa".
Kegiatan yang menghadirkan pembicara berupa ilmuwan-ilmuwan Indonesia Internasional ini dilaksanakan di Auditorium Kampus B Universitas Trisakti pada 26 Oktober 2009 Pukul 13.00 s/d 16.00 WIB.
Adapun pembicara yang hadir dalam kegiatan ini, antara lain :
Dr.Taruna Ikrar, SP.KJ,MD,PhD
DR.Henry Tandjung
DR.Johnny Setiawan
DR.Fadlolan Musyaffa Mu'thi,MA
Prof.DR.Sofyan Safri Harahap,MSAc

Kegiatan ini dibuka oleh H.I.Komang Sukaarsana,SH,MH selaku Wakil Rektor III Universitas Trisakti, dalam sambutannya H.I.Komang Sukaarsana,SH,MH sangat menyambut baik lahirnya Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) yang akan mewarnai dunia akademis Indonesia kedepannya. Senada dengan hal tersebut Presiden Mahasiswa Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti Periode 2008-2009 saudara Atma Winata Nawawi juga memberikan pandangan bahwa kebangkitan bangsa Indonesia akan ditandai dengan bangkitnya dunia Ilmu Pengetahuan Modern yang akan menjadi motor penggerak bagi lahirnya generasi baru bangsa Indonesia yang mandiri, berdaulat, adil, dan makmur.


Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta seminar yang terdiri dari mahasiswa Universitas Trisakti sebagai tuan rumah, dan perwakilan dari 15 BEM se-Jabodetabek, serta 7 BEM yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Antusiasme peserta seminar dalam kegiatan ini sangat tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta seminar kepada pembicara.


Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional yang merupakan suatu wadah komunikasi para ilmuwan Indonesia di luar dan dalam negeri, diinisiasikan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia se Dunia dan telah dideklarasikan oleh perwakilan PPI, perwakilan ilmuwan Indonesia, dan perwakilan organisasi kemahasiswaan dan pemuda Indonesia. Deklarasi tersebut dilakukan pada hari terakhir kegiatan Simposium Internasional PPI Dunia 2009 di Den Haag, Belanda pada tanggal 3-5 Juli 2009.

Semoga keberadaan Organisasi baru ini, dapat memberi arti dan peran yang besar bagi kehidupan bangsa Indonesia.