SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog Pribadi Atma Winata Nawawi

Minggu, 20 Mei 2012

PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO UNTUK DAERAH TERPENCIL


PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO UNTUK DAERAH TERPENCIL
Oleh : Puguh Adi Satriyo, ST, Puslitbang Iptekhan Balitbang Dephan

Pendahuluan.
            Negara Indonesia adalah Negara kepulauan yang masih banyak daerah-daerah yang masih terpencil dan belum ada penerangan listrik dan terjangkau oleh PLN. Padahal listrik atau penerangan sangat dibutuhkan oleh daerah tersebut agar daerah tersebut tidak ketinggalan dalam memperoleh informasi yang bertujuan untuk memajukan daerah tersebut dan dapat meningkatan pruduktifitas masyarakatnya. Oleh karena itu uintuk memenuhi kebutuhan akan penerangan listrik untuk daerah terpencil perlu diciptakan alat yang dapat menjangkau tempat terpencil yang murah dan ramah lingkungan, yaitu Pembangkit Listri Tenaga Mikrohidro.
            Pemasangan pembangkit listrik tenaga air atau Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) khususnya didaerah terpencil masih perlu dikembangkan melihat daerah di Indonesia yang banyak sekali gunung dan air terjun yang belum dimafaatkan secara optimal, dan masih banyak pula daerah terpencil di Indonesia yang belum terjangkau oleh aliran listrik (PLN) terutama untuk pos-pos TNI di daerah terpencil dan perbatasan.Sebagai alternatif pembangkit listrik dengan menggunakan diesel (PLTD) yang menggunakan bahan bakar minyak khususnya solar yang biaya operationalnya lebih besar dibanding PLTMH, disamping itu PLTMH juga ramah lingkungan.

            Bertitik tolak dari keadaan tersebut maka perlunya diadakan penelitian dan pengembangan tentang pemasangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang tentunya dengan bahan bakunya yang mudah didapat yaitu air, seperti saluran irigasi, sungai kecil yang ada didataran rendah, atau kepulauan yang tidak memiliki bukit-bukit tetapi air yang melimpah. Dalam hal ini PLTMH dengan menggunakan sistem cetak miring adalah dimana air tidak tertahan pada sebuah bendungan. Pada sistem cetak miring, sebagian air sungai diarahkan ke saluran pembawa kemudian dialirkan melalui pipa pesat (penstock) menuju turbin. Selepas dari turbin, air dikembalikan lagi kealiran semula, sehingga hal ini tidak banyak mempengaruhi lingkungan atau mengurangi air yang keperluan pertanian. Air akan dialirkan kedalam turbin melalui sudu-sudu runner yang akan memutarkan poros turbin. Putaran inilah yang akan memutarkan generator untuk menghasilkan energi listrik.
Belajar dari Negara Maju.
            Di negara laju seperti negara Belanda sumber daya alam telah lama di gunakan dengan mengunakan media angin yaitu kincir angin yang menggerakkan turbin sehingga akan menghasilkan listrik, maka tempat-tempat terpencil di sana sudah tidak lagi mengandalkan diesel atau alat lain yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber pembangkitnya. Selain di negara maju di negara vietnam telah mencoba sistem Pembangkit listrik Tenaga Mikrohidro untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah terpencil di negara itu. Vietnam merupakan negara yang berhasil mengembangkan turbin ukuran kecil yang dapat digunakan oleh penduduk dengan keterampilan yang minimal hingga berjumlah ribuan tersebar di pelosok desa. Di negara kita juga telah mencoba teknologi ini di daerah Jawa barat dan di daerah Sulawesi khususnya daerah yang banyak air terjun sebagai sumber tenaganya oleh karena itu teknologi ini perlu diterapkan juga pada satuan-satuan TNI didaerah terpencil dan daerah perbatasan yang jauh dari jangkauan aliran listrik sehingga dapat melepas ketergantungan terhadap bahan bakar minyak atau bahan tambang lainnya yang dapat sewaktu-waktu habis digunakan. Masih banyak lagi sumber daya alam yang lain yang belum dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) di Jaringan Irigasi
            Tujuan dari penerapan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk menunjang pembangunan pedesaan melalui peningkatan taraf sosial-ekonomi masyarakat desa. Jaringan irigasi yang banyak dibangun di daerah pedesaan untuk menunjang pembangunan pertanian menyimpan potensi tenaga air yang cukup besar untuk dimanfaatkan bagi PLTM.
Penerapan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di jaringan irigasi adalah untuk mengembangkan potensi tenaga air yang terdapat pada jaringan irigasi menjadi potensi tenaga listrik, dengan membuat pembangkit listrik tenaga mikrohidro pada bagian-bagian dari jaringan irigasi yang mempunyai potensi, dan menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan kepada masyarakat pemakai untuk dimanfaatkan bagi pengembangan potensi sosial-ekonomi desa (pendidikan, kesehatan, keluarga berencana, keagamaan, pertanian, peternakan, industri kecil/rumah, kerajinan, ketrampilan, perdagangan dan lain-lain).
PERSYARATAN TEKNIS
1.    Sistem pengelolaan jaringan irigasi cukup baik, sehingga pendistribusian air berlangsung secara teratur sepanjang tahun.
2.    Debit air yang diperlukan tersedia sepanjang tahun dan dapat dipenuhi oleh debit sungai rata-rata pada musim kemarau.
   3.    Tinggi terjun yang cukup, yang bersama-sama dengan debit aliran menghasilkan potensi tenaga air yang dinyatakan dengan
           daya sumber :    
Ps = r gQH
dimana :
Ps = daya sumber (W)
r = kerapatan massa air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
            Q = debit aliran (m3/dt)
            H = tinggi terjun (m)
Potensi listrik tenaga mikrohidro dinyatakan dengan daya hasil :
Ph = ht Ps
            dimana :
            Ph = daya hasil (W)
            ht = effisiensi total PLTM (%)
4. Pembuatan PLTM tidak mengganggu sistem irigasi yang sudah ada, bahkan agar diusahakan adanya peningkatan/perbaikan.
5 PLTM menggunakan teknologi tepat guna agar pembuatan, pengoperasian dan pemeliharaannya dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja setempat.
PERSYARATAN SOSIO-EKONOMIS
1. Potensi listrik tenaga mikrohidro yang ada merupakan sumber daya yang dapat menunjang pembangunan pedesaan. Potensi sosial-ekonomi desa yang dapat dikembangkan dengan adanya PLTM cukup besar.
2.     Biaya pembuatan PLTM dapat ditanggulangi oleh usaha swadaya masyarakat, koperasi atau unit usaha swasta kecil dan menengah lainnya.
3.     Usaha kelistrikan dari PLTM secara ekonomi dapat dipertanggung jawabkan, dalam arti potensi konsumen yang ada dapat menyerap produksi listrik yang dihasilkan dengan harga jual yang ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip pengusahaan.
        Potensi sumber daya manusia yang ada dapat diharapkan untuk mengelola PLTM secara baik dan handal.

PENGKAJIAN PENERAPAN PLTM DI JARINGAN IRIGASI

Pengkajian aspek teknologi

1.     Evaluasi teknis potensi listrik tenaga mikrohidro di daerah irigasi.

2.     Penelitian laboratorium dengan model PLTM.

3.     Perencanaan dan pelakssanaan konstruksi prototipe PLTM di jaringan irigasi.

4.     Uji coba kapasitas prototipe PLTM.

5.     Uji coba kapasitas jaringan transmisi dan distribusi dari prototipe PLTM.

6.     Uji coba pengoperasian prototipe PLTM.

7.    Evaluasi teknis pengoperasian prototipe PLTM.

KESIMPULAN

Banyak sumber daya alam yang ada di negara kita belum dimanfaat secara optimal tidak seperti di negara maju yang sudah memanfaatkan sumber daya alamnya dengan baik seperti pembangkit listrik tenaga air padahal letak negara kita yang banyak sekali pegunungan yang tentunya banyak sekali air terjun yang melimpah, dan banyak daerah yang letaknya di dataran tinggi belum dijangkau aliaran listrik, dengan pembangkit listrk tenaga mikro hidro daerah tersebut akan mendapatkan aliran listrik yang tentunya dengan perawatan yang relatif mudah dan murah.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber di ambil dari Brosur CV. Cihanjuang Inti Tehnik – Cimahi jawa barat