SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog Pribadi Atma Winata Nawawi

Minggu, 29 Juni 2014

KEMUDAHAN BAGI ORANG BERPUASA DALAM DOA

Rasulullah Muhammad saw menyebutkan  bahwa orang yang berpuasa itu doanya mudah terkabul; namun bukan itu saja kesempatan terkabulnya doa. Secara menyeluruh Allah SwT menyebutkan antara lain dalam firmanNya:
 
DAN TUHANMU BERFIRMAN: "BERDOALAH KEPADAKU, NISCAYA AKAN KUPERKENANKAN BAGIMU..” (Surah al-Mu'min [40] ayat 60)
 
.. AKU MENGABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG MENDOA APABILA IA BERDOA KEPADAKU, MAKA HENDAKLAH MEREKA ITU MEMENUHI (SEGALA PERINTAH) KU ..(Surah al-Baqarah [2] ayat 186)
 
Namun demikian yang perlu kita perhatikan adalah bahwa untuk terkabulnya suatu doa itu Allah adalah penentu akhir. Allah mungkin saja langsung mengabulkan permintaan hambaNya dalam doanya, menunda pengabulannya, atau “tidak memenuhi” doanya tetapi mengganti pemenuhan doa itu dengan menyelamatkannya dari balak atau malapetaka. Salah satu riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah menyebutkan: 
 
“Tidak seorang muslim pun yang berdoa kepada Allah azza wa jalla, sedangkan doanya itu tidak mengandung dosa ataupun kehendak memutuskan silaturakhim, kecuali akan diberi salah satu dari tiga hal:(1) dikabulkan segera, (2) ditangguhkan menjadi simpanan di akhirat kelak, (3) menghindarkan orang itu dari bahaya akibat apa yang diminta itu..” (HR Ahmad).
  
Jika kita merasa sudah banyak berdoa tetapi berasa doa belum terkabulkan, mungkin saja karena kita kurang mendekatkan diri kepada Allah. Sulit juga terkabulnya doa jika doa itu belebihan, tidak wajar, misalnya berdoa memohon untuk dijadikan presiden NKRI tahun depan. Apalagi jika doanya tidak disertai dengan kesungguhan hati, ataupun masih ragu akan terkabulkannya doanya. Bahkan jika kita “bosan”, tidak mau lagi berdoa, maka Allah tidak lagi menanggapi doa kita. Lebih jauh harus kita fahami bahwa jika Allah menyayangi hambaNya, maka Dia akan banyak memberi coba “berat” kepada hambaNya itu, agar dia menjadi banyak berdoa dan menjadi lebih mendekatkan diri lagi kepadaNya.
 
Lebih sulit lagi terkabulnya doa jika orang kurang bersyukur atas nikmat Allah, ataupun juga menyibukkan diri mencari-cari dosa dan aib orang untuk bahan ghibah, justru lupa akan menelisik kesalahan dirinya sendiri untuk berbenah diri.  
 
Jika kita selama ini merasa doa kita banyak yang “tidak” terkabul, marilah kita lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai macam cara sesuai dengan peluang yang ada, termasuk mencari washilah (andalan). Untuk ini mestinya kita tidak lupa kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua yang pintunya tertutup oleh batu; ternyata andalan yang terkuat dalam berdoa untuk penyelamatkan diri itu adalah amalan yang lalu yang terkait dengan perbuatan sosial, yang untuk kebaikan orang lain. 
 
Mudah-mudahan upaya-upaya kita lebih jauh akan memudahkan terkabulnya doa kita untuk segera tercapainya masyarakat negara yang adil, makmur, dalam ampunan Allah.
 
Wa ‘l-Lahu a'lamu bi ‘sh-shawwab.