Tidak
mudah memang, menemukan orang-orang di sekitar kita yang bisa memahami
keadaan, keinginan dan jalan pikiran kita tanpa perlu repot menjelaskan,
mengarahkan dan mengemukakannya. Tetapi, sesungguhnya kita memang
benar-benar butuh dimengerti, dipahami dan diterima oleh orang lain.
Semua upaya yang telah dikerahkan untuk melakukan itu, serasa berlari
menabrak tembok: melelahkan dan tanpa hasil jelas.
Kebutuhan emosional untuk berada pada penerimaan publik selalu ada,
tidak akan pernah berubah sebagai makhluk sosial. Egosentris kita
membawa keadaan diri kita pada keadaan yang tidak pernah cukup untuk
mendapatkan lebih banyak dari orang lain.
Jadi, tidak salah mengharapkan orang lain mengerti tentang diri Anda.
Juga tidak salah menaruh harapan kepada orang terdekat agar ia mampu
memahami apa yang Anda inginkan. Tetapi, sama seperti Anda, orang lain
juga mengharapkan hal yang sama. Dan keadaan menjadi sangat tidak
terkendali, ketika masing-masing menuntut untuk diutamakan dari yang
lain, dan melahirkan berbagai ketidakpahaman, konflik, ketidakadilan,
egoisme, kekerasan, dan berbagai tindakan egois lainnya. Ditambah lagi,
pada keadaan krisis global seperti sekarang ini, semakin banyak orang
berpikir tentang penyelamatan diri sendiri ketimbang memikirkan orang
lain.
Mari membuat perbedaan
Kepedulian kita pada diri sendiri, seharusnya sama dengan kepedulian
kita pada orang lain. Karena, mereka sesama (sama dengan kita) dan
kebutuhan emosional mereka untuk dipahami, juga sama dengan kita.
Toleransi adalah kemampuan tertinggi yang kita miliki, yang membedakan
kita dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Bayangkan jika semua
manusia di dunia ini berdiri berdampingan mengitari bumi dalam satu
garis dan memindahkan sebuah kotak dari satu tangan ke tangan
berikutnya. Kotak yang sama yang telah diberikan ke orang berikutnya,
cepat atau lambat, akan kembali lagi ketangan kita.
Jadi, apa saja yang kita lakukan pada orang lain di sekitar kita,
maka, cepat atau lambat tindakan serupa akan kita terima juga dari
mereka. Jika lebih banyak perbuatan baik yang bertajuk kepedulian itu
kita tujukan ke lebih banyak orang, kemungkinan kepedulian yang sama itu
kembali kepada kita jauh lebih besar. Lakukanlah dulu kepada orang lain
apa yang kita inginkan orang lain kerjakan bagi kita. Anda akan
tercengang, betapa dahsyat kemampuan energi positif seperti ini
berdampak pada kehidupan kita. Sebelum meminta oranglain memahami Anda,
cobalah untuk mengerti lebih dulu tentang mereka. Ini sebuah langkah
sederhana mengembangkan keahlian toleransi Anda untuk keuntungan
berganda nanti.
Sewaktu beranjak dewasa, ayah tidak memperkenankan saya mengendarai
mobil meski telah memiliki surat izin mengemudi. Beliau menyatakan 1
syarat kepada kami anak-anak sebelum mengendarai mobil (karena mobil itu
milik beliau, kami tidak punya banyak pilihan kecuali taat saja). Kami,
diharuskan mengerti lebih dulu tentang cara kerja mesin mobil dan semua
bagian penting mobil yang perlu kami ketahui sebelum kami
mengendarainya.
Di akhir pekan, adalah waktu untuk ayah menguji kemampuan dan
pemahaman kami tentang seluk-beluk mobilnya. Sampai beliau benar-benar
yakin, kami telah menguasai semua bagian penting, barulah kami diizinkan
menggunakannya. Percayalah, ketika hari seperti itu terjadi, itu
merupakan momen bersejarah bagi kami anak-anaknya, melebihi ketika kami
memperoleh SIM!
Sekarang, saya memetik buah dari pengajaran beliau yang kala itu kami
anggap “keterlaluan.” Kini, saya tak hanya cekatan mengganti ban, saya
pun lebih paham dari teman lain untuk tahu membedakan suara mesin yang
bermasalah. Bagi ayah, mengetahui proses kerja mesin di mobil jauh lebih
menguntungkan ketimbang sekadar mahir mengendarai. Karena, dengan
demikian, kita memahami bahwa ketika proses berlangsung, kita berada
pada jalur yang aman, yang sebenarnya kita butuhkan lebih dari sekadar
mencapai tujuan.
Mengerti lebih dulu, mengantar kita menemukan apa yang kita butuhkan, bahkan menerima lebih dari yang kita pikirkan.
1. Lebarkan Sayap Anda
Toleransi yang Anda miliki sekarang, baik atas keadaan sendiri maupun
atas orang lain, dapat lebih melebar jika saja Anda mulai mengembangkan
sayap Anda. Temukan hal-hal dalam hidup di mana hal-hal kecil dapat
Anda lebarkan lebih luas sedikit; bersabar lebih panjang. Tingkatkan
kadar senyum Anda. Jika sebelumnya hanya tersenyum pada orang dikenal,
coba tersenyum pada penjaga toko, petugas parkir, satpam dan orang asing
yang Anda temui. Sedikit demi sedikit berlatihlah merasa nyaman dalam
membuat keadaan Anda menyenangkan untuk orang lain. Ini cara awal
memulai mengerti lebih dulu.
2. Tebarkan
Anda tak harus jadi dermawan, jika harta Anda terbatas. Tapi menjadi
dermawan tak harus selalu berarti berbagi harta. Percayalah, Anda kaya!
Anda dapat membaginya dengan orang lain. Kekayaan hati Anda akan
menuntun Anda melakukan hal-hal yang mulia dan nilainya jauh lebih besar
dari segala harta dunia yang ada di tangan Anda sekarang. Mulailah
memberikan diri untuk mendengarkan orang lain, memberikan semangat,
mendorong motivasi sahabat, meluangkan waktu memberikan pengharapan
positif dalam keadaan yang negative. Berikanlah pujian kepada teman saat
perbuatan baik terjadi. Ajarkan anak-anak tentang kasih sayang sosial.
Rentangkan kebiasaan memaafkan. Mulailah mengerjakan bantuan-bantuan
kecil sederhana yang dapat membuat hari orang lain di sekitar Anda lebih
bersinar dari biasanya. Ini membawa Anda menjadi pribadi yang peduli
dengan keadaan orang lain.
3. Terbang Makin Tinggi
Perubahan tidak terjadi dalam sekali tindakan. Seperti air dapat
membuat lobang di batu, reaksi terjadi bukan setelah butir air pertama
yang jatuh, tetapi ketika telah berjuta-juta butir air terus-menerus
jatuh di tempat yang sama. Jangan berhenti peduli. Ini jauh lebih
menyenangkan dilakukan ketimbang menuntut orang lain melakukannya bagi
Anda. Jadilah seseorang yang mengerti lebih dulu.
- Christine Fald, Motivator & Sr. Coach Personal Development