A. SEJARAH LAHIR BM
PAN
Salah
satu cara efektif yang lazim digunakan oleh partai untuk membangun basis masa
dalam rangka memperbesar konstituennya adalah mengorganisasikan rakyat melalui
stratifikasi sosialnya, misalnya kelompok pemuda, mahasiswa, pelajar,
perempuan, buruh, tani, nelayan, tukang becak, tukang ojek, kaum profesional,
dan lain sebagainya. Struktur yang sudah terspesialisasi ini disamping menjadi
media efektif bagi partai untuk melakukan komunikasi dengan rakyat juga akan
menjadi kekuatan partai sebagai landasan legitimasi dan eksistensi partai di
mata publik.
Partai
Amanat Nasional (PAN) juga termasuk salah satu partai yang melakukan
pengorganisasian masyarakat melalui model sebagaimana digambarkan di atas,
sehingga saat ini PAN telah berhasil membentuk organisasi penyangga partai
seperti BM PAN (Barisan Muda Penegak Amanat Nasional), SIMPATIK (Sistem
Informasi dan Pengamanan Teknis Kegiatan), HIMPAN (Himpunan Pengusaha PAN),
PUAN (Perempuan Amanat Nasional), FORSAP (Forum Silaturrahmi antar Pengajian),
dan lainnya.
Melihat
sejarah berdirinya BM PAN memang tidak bisa dilepaskan dari kelahiran PAN.
Barisan Muda Partai Amanat Nasional (BM PAN) dideklarasikan bersamaan dengan
deklarasi PAN, 23 Agustus 1998. Gaung itu kemudian menggema ke seluruh pelosok
negeri yang kemudian berbondong-bondong pemuda berinisiatif mendirikan
organisasi pemuda PAN dengan nama yang beragam. Melihat antusiasme pemuda dari
berbagai nama yang dipakai, maka disepakati untuk mengadakan Pertemuan Tingkat
Nasional (PERTINAS) di Gedung YTKI Jakarta pada tanggal, 25-28 Oktober 1998.
Tujuannya adalah menghimpun potensi organisasi pemuda PAN dalam satu wadah yang
secara resmi mendukung eksistensi PAN serta memberi legitimasi formal terhadap
berdirinya suatu organisasi pemuda di bawah PAN. Pertemuan tersebut dihadiri
oleh seluruh organisasi pemuda PAN dan beberapa eksponen mahasiswa Jabotabek.
Beberapa nama organisasi pemuda PAN pada waktu itu dianataranya AMAN (Angakatan
Muda Amanat Nasional), MAPAN (Masyarakat Peduli Amanat Nasional), BM PAN
(Barisan Muda Partai Amanat Nasional) dan lain sebagainya.
Dalam
PERTINAS tersebut AM Fatwa kemudian menawarkan agar kata ‘Partai’ dalam BM PAN
diganti dengan kata ‘Penegak’. Alasannya agar supaya tidak terlalu langsung
transparan hubungannya dengan PAN sehingga gerakannya lebih luwes. Selain itu
kata ‘Penegak’ menurut AM. Fatwa lebih relevan dengan usaha untuk melaksanakan
‘Amanat’. Ide tersebut kemudian diterima forum PERTINAS yang kemudian
mengukuhkan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Barisan Muda Penegak Amanat
Nasional dengan Ketua Umumnya Abdul Rasyid. Namun ditengah masa
kepemimpinannya, ia diberhentikan dari jabatannya karena terlibat pencalonan
anggota legislatif dari partai lain. Untuk selanjutnya diganti oleh Pejabat
Ketua Umum Zulfikar Lindan, namun lagi-lagi Ketua Umum BM PAN ini dihentikan
karena melanggar garis perjuangan PAN tentang ‘Poros Tengah’ dan menyatakan
keberpihakannya kepada garis partai lain di luar Poros Tengah. Maka selanjutnya
DPP PAN menetapkan untuk sementara BM PAN dipimpin oleh Presidium yang
sekaligus bertugas mempersiapkan Kongres I di Bukittinggi tanggal 18-21 Mei
2000 yang kemudian memilih Yahdil Harahap sebagai Ketua Umum.
Selanjutnya,
Kongres II BM PAN dilaksanakan pada tanggal 16-19 Mei 2003 di Samarinda,
Kalimantan Timur yang salah satu hasilnya menetapkan Sahrin Hamid sebagai Ketua
Umum. Kongres III BM PAN diadakan pada tanggal 09-11 Juni 2006 di Jakarta yang
akhirnya menetapkan Riski Sadiq terpilih sebagai Ketua Umum.
B. PROFIL BM PAN
N a m
a
Organisasi ini bernama BARISAN MUDA PENEGAK AMANAT
NASIONAL, disingkat BM PAN.
Waktu Didirikan
BM PAN didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Agustus 1998 untuk waktu yang tidak tidak ditentukan
Logo
Logo BM PAN adalah
matahari dan 32 pancaran cahaya dan dua tangan kanan yang berjabat secara kokoh yang dilatar belakangi segi empat
berwarna biru serta tulisan BM PAN, Barisan Muda Penegak Amanat Nasional.
A z a s
BM PAN berazaskan Pancasila.
T
u j a n
BM PAN bertujuan
membentuk generasi muda Indonesia yang memiliki wawasan dan keterampilan
politik yang dilandasi moralitas agama demi terwujudnya Indonesia baru yang berkedaulatan rakyat, berkeadilan
dan berkesejahteraan sosial.
U s a h a
1.
Menggalang generasi muda Indonesia
melalui kegiatan-kegiatan sosial, kemanusiaan dan kemasyarakatan.
2.
Menciptakan kader-kader Barisan yang
berkualitas melalui pelatihan-pelatihan yang
mencerahkan.
3.
Membangun jaringan institusional dan personal Barisan
serta kekuatan-kekuatan pemuda,
mahasiswa yang sevisi dan menjalin hubungan kerjasama yang bersifat terbuka untuk mencapai tujuan
nasional.
4.
Mengembangkan kemampuan kreatif dan keilmuan dalam rangka
mengaktualisasikan keahlian dan profesionalisma generasi muda dalam berbagai bidang kehidupan.
5.
Melakukan dialog, seminar, konferensi pers dan aksi massa dalam
merespons kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kepentingan
rakyat dan peristiwa kemanusiaan lainnya.
Identitas
BM PAN adalah organisasi kader partai yang berbasis
massa beridentitaskan kebangsaan dan kemajemukan yang menjujung tinggi
moral agama dan kemanusiaan.
S i f a t
BM
PAN adalah Organisasi Otonom dari Partai Amanat Nasional yang bersifat terbuka,
majemuk dan mandiri.
Karena sifatnya yang
terbuka tersebut, maka BM PAN memiliki
mekanisme operasional organisasi yang
mandiri namun berada dalam garis konsultatif dan
koordinatif PAN.
Fungsi
BM PAN memiliki fungsi sebagai berikut:
1.
Fungsi integrati : Berperan
sebagai wadah pemersatu dan menggalang
kesatuan aspirasi politik generasi
muda Indonesia. Merupakan satu-satunya
wadah pembinaan kader pemuda di bawah naungan organisasi politik partai.
2.
Fungsi Edukasi : Berperan memberikan pendidikan dan pengembangan wawasan
serta keterampilan politik dalam rangka
mencapai tujuan BM PAN.
3.
Fungsi Mediasi : Berperan sebagai penghubung antara kekuatan politik
generasi muda dengan kebijakan Partai
yang merupakan satu-satunya wadah yang mewakili
kepemudaan Partai.
4.
Fungsi Advokasi : Berperan mendampingi dan melindungi pelaksanaan kebijakan umum Partai serta
membela kepentingan aspirasi politik warga PAN.
5.
Fungsi Agregasi : Berperan merekam persoalan-persoalan yang ada di masyarakat dan menjadikannya agenda organisasi yang
harus diperjuangkan
6.
Fungsi Kontrol :
Berperan menjalankan pengawasan internal maupun eksternal terhadap kebijakan
PAN dan kebijakan Pemerintah.
7.
Fungsi Artikulasi :
Berperan Mengkomunikasikan atau menyampaikan platform
partai kepada masyarakat
Keanggotaan
Keanggotaan
BM
PAN bersifat sukarela dan terbuka bagi warga negara Indonesia yang setuju dengan
tujuan Barisan dan platform Partai.
Peraturan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Susunan Organisasi
Struktur Organisasi disesuaikan dengan Anggaran Dasar BM
PAN. Ketentuan tentang hubungan struktur antara DPP,
DPW, DPD, DPC dan DPRt diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
C. DASAR ORIENTASI GERAKAN
Orientasi mendasar
perjuangan BM PAN adalah bagaimana membangun bangsa dan masyarakat yang demokratis. Tahapan ideal proses demokratis yang diyakini
BM PAN berawal dari demokrasi
politik, demokrasi sosial selanjutnya demokrasi ekonomi. Demokrasi
politik hanya terjadi bila kekuasaan rakyat di atas kekuasaan negara. Dan demokrasi sosial akan muncul efektif bila
jaminan kesejahteraan negara
mendapat alokasi rnemadai. Sementara itu demokrasi ekonomi lahir jika
kekuatan dan kekuasaan produktif ada pada sebagian besar rakyat.
Upaya mewujudkan
ketiga tahapan demokrasi di atas memerlukan individu-.uividu yang mampu melakukan proses transformasi demokrasi
secara sehat. Kemudian secara individual
maupun institusional BM PAN membangun
kekuatan kelas menengah dalam
wilayah pendidikan. Dengan posisis itu, BM PAN akan mampu menjadi mediator
yang menghubungkan kaum elite dengan
proleter, antara negara dengan rakyat.
Posisi ini juga mudah bergerak ke atas maupun ke bawah sesuai dengan situasi yang terjadi.
Dengan
orientasi dasar semacam ini BM PAN akan
mampu menembus sekat elite sekaligus
membaur dengan rakyat tanpa terkooptasi keduanya. Untuk memerankan
fungsi kelas menengah, BM PAN perlu membangun
perangkat-perangkat gerakan sehingga
tidak terjerembab pada pola gerakaan yang semu dan kabur. Perangkat tersebut secara global meliputi wilayah
transendensi, refleksi dan aksi.
Dalam
bentuk teknis operasional program aksi yang dilakukan BM PAN memerlukan
keseimbangan antara kualitas individu dan kualitas organisasi. Dengan
kata lain perlu dibangun equilibrium gerakan antara kekuatan menciptakan kader-kader yang berkualitas dan secara organisatoris mampu menjadi kekuatan organisasi yang mempunyai daya bargaining tinggi di
hadapan elite maupun rakyat. Posisi semacam ini akan memungkinkan BM PAN
menjadi salah satu motor demokratisasi di
Indonesia.