SELAMAT DATANG
Selamat Datang di Blog Pribadi Atma Winata Nawawi
Kamis, 19 Maret 2009
Sang Singa Padang Pasir pun Dapat Menangis
Pernahkah anda membaca dalam riwayat akan Umar bin Khatab menangis?
Umar bin Khatab terkenal gagah perkasa sehingga disegani lawan maupun
kawan. Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi menyebutkan kalau Syeitan
pun amat segan dengan Umar sehingga kalau Umar lewat di suatu jalan,
maka Syeitan pun menghindar lewat jalan yang lain. Terlepas dari
kebenaran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar sudah
menjadi buah bibir di kalangan umat Islam. Karena itu kalau Umar sampai
menangis tentulah itu menjadi peristiwa yang menakjubkan.
Mengapa "singa padang pasir" ini sampai menangis?
Umar pernah meminta izin menemui rasulullah. Ia mendapatkan beliau
sedang berbaring di atas tikar yang sangat kasar. Sebagian tubuh beliau
berada di atas tanah. Beliau hanya berbantal pelepah kurma yang keras.
Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di dekatnya. Aku tidak sanggup
menahan tangisku.
Rasul yang mulia bertanya, "mengapa engkau menangis ya Umar?" Umar
menjawab, "bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini telah menimbulkan
bekas pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya.
Kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini. Sedangkan Kisra dan
kaisar duduk di singgasana emas dan berbantalkan sutera".
Nabi berkata, "mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga;
sebuah kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang
menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku
dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim panas. Ia
berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat dan
meninggalkannya. "
Indah nian perumpamaan Nabi akan hubungan beliau dengan dunia ini.
Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian sementara; hanyalah tempat
berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan perjalanan yang
sesungguhnya.
Ketika anda pergi ke Belanda, biasanya pesawat akan transit di
Singapura. Atau anda pulang dari Saudi Arabia, biasanya pesawat anda
mampir sejenak di Abu Dhabi. Anggap saja tempat transit itu, Singapura
dan Abu Dhabi, merupakan dunia ini. Apakah ketika transit anda akan
habiskan segala perbekalan anda? Apakah anda akan selamanya tinggal di
tempat transit itu?
Ketika anda sibuk shopping ternyata pesawat telah memanggil anda untuk
segera meneruskan perjalanan anda. Ketika anda sedang terlena dan sibuk
dengan dunia ini, tiba-tiba Allah memanggil anda pulang kembali ke
sisi-Nya. Perbekalan anda sudah habis, tangan anda penuh dengan
bungkusan dosa anda, lalu apa yang akan anda bawa nanti di padang
Mahsyar.
Sisakan kesenangan anda di dunia ini untuk bekal anda di akherat. Dalam
tujuh hari seminggu, mengapa tak anda tahan segala nafsu, rasa lapar
dan rasa haus paling tidak dua hari dalam seminggu. Lakukan ibadah
puasa senin-kamis. Dalam dua puluh empat jam sehari, mengapa tak anda
sisakan waktu barang satu-dua jam untuk sholat dan membaca al-Qur'an.
Delapan jam waktu tidur kita....mengapa tak kita buang 15 menit saja
untuk sholat tahajud.
"Celupkan tanganmu ke dalam lautan," saran Nabi ketika ada sahabat yang
bertanya tentang perbedaan dunia dan akherat, "air yang ada di jarimu
itulah dunia, sedangkan sisanya adalah akherat"
Bersiaplah, untuk menyelam di "lautan akherat". Siapa tahu Allah
sebentar lagi akan memanggil kita,dan bila saat panggilan itu tiba,
jangankan untuk beribadah, menangis pun kita tak akan punya waktu lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar