Mata dunia kini tertuju pada kawasan
Asia Pasifik. Dari berbagai sudut, kawasan ini memainkan peranan penting dalam
perdagangan bebas sekarang ini. Sebanyak 44% perdagangan dunia kini hilir mudik
di sekitar Asia Pasifik.
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per
kapita 21 anggota APEC, jika digabungkan mencapai hingga US$ 13,247. Jumlah itu
setengah dari PDB per kapita sisa belahan dunia lainnya yang sebesar US$ 7,785.
Secara demografis kawasan Asia
Pasifik dihuni 40% dari total penduduk dunia saat ini. Paritas daya beli
anggota APEC tumbuh 3,5% per tahunnya.
Hingga 2010 paritas daya beli para
anggota APEC sebesar US$35,8 Triliun, lebih tinggi jika dibandingkan daya beli
anggota Non APEC yakni US$ 31,9 Triliun. Tak salah jika gerak-gerik APEC
menjadi perhatian dunia.
Indonesia mengambil kesempatan
tersebut dengan kembali menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan KTT APEC yang
ke-21, setelah terakhir berlangsung pada 1994 lalu,. Resilient Asia-Pasific,
engine of global growth dipilih menjadi tema utama untuk menggambarkan situasi
ekonomi dunia saat ini. Perhelatan akbar ini diharapkan mampu merumuskan
strategi bisnis yang relevan dan kebijakan relevan bagi pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan di kawasan tersebut.
Indonesia diharapkan mampu memainkan
peran penting dalam memfasilitasi dan
mengemukakan agenda yang disusun dalam pertemuan KTT APEC 2013, yang diawali
dari Concluding Senior Official Meeting (CSOM) pada 1-2 Oktober 2013, kemudian
dilanjutkan APEC Ministrial Meeting pada 4-5 Oktober, serta APEC Economic
Leaders Meeting (AELM), pada 7-8 Oktober 2013.
Momentum itu sekaligus menjadi ajang
unjuk kekuatan Indonesia sebagai ekonomi terbesar ke-16 dunia yang didukung 45
Juta orang dari kelas menengah. Sebanyak 53% populasinya terdapat di kota-kota
yang berkontribusi terhadap 74% PDB Nasional.
TIGA AGENDA
Kepemimpinan Indonesia saat ini
krusial dalam menentukan keberlanjutan ekonomi kawasan. Di satu sisi, APEC
diharapkan melanjutkan perannya sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi di
tingkat global dan regional. Di sisi lain APEC juga diharapkan dapat
meningkatkan ketahanan ekonomi regional di tengah perlambatan ekonomi dunia dan
memberikan hasil yang nyata bagi public.
Terdapat tiga agenda prioritas yang
diusung dalam pertemuan tersebut, yakni upaya perwujudan deklarasi bogor,
pencapaian pertumbuhan berkelanjutan yang berimbang, dan promosi konektivitas.
APEC akan melanjutkan kerja dalam mempertahankan momentum untuk liberalisasi
dan fasilitasi perdagangan dan investasi, sebagaimana tercantum dalam komitmen
para pemimpin APEC 1994 lalu di Bogor.
Ekonomi masa datang akan
terus-menerus mengupayakan kerjasama yang solid dalam mencapai integrasi
ekonomi regional di wilayah Asia Pasifik. Untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan, APEC akan melanjutkan upaya untuk mempertahankan laju
pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan tingkat kemampuan dan
ketahanan para anggota APEC yang beragam dalam menghadapi krisis ekonomi
global, upaya penyejajaran akan berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pelibatan
pemangku kebijakan, dan pemanfaatan potensi yang belum terjamah.
APEC 2013 lebih lanjut akan
memfokuskan kerja pada penguatan sektor usaha kecil dan menengah dalam
menghadapi persaingan global. Hal itu dilakukan melalui inovasi sekaligus
memanfaatkan produktivitas pekerja perempuan dalam ekonomi. Selain itu, APEC
akan mengupayakan akses pembiayaan yang lebih luas, memperkuat ketahanan
pangan, dan meningkatkan akses pada layanan kesehatan.
Pada agenda ketiga, Indonesia
menaruh perhatian besar terhadap hal itu. Agenda prioritas tersebut akan
mewujudkan usaha konkret yang mampu menghubungkan pusat pertumbuhan dan
pembangunan pusat pertumbuhan baru di kawasan sehingga mampu meningkatkan hasil
dan produktivitas secara keseluruhan.
Pekerjaan terkait dengan
konektivitas itu akan berfokus pada konektivitas fisik, konektivitas
kelembagaan, dan konektivitas antar manusia. Seluruhnya akan dilakukan melalui
pembangunan infrastruktur, fasilitas, dan promosi investasi infrastruktur,
termasuk infrastruktur untuk mendukung konektivitas di samudera pasifik sebagai
penghubung utama ekonomi di kawasan ini.
Ketika perdagangan dan investasi
semakin terbuka, masyarakat semakin berdaya, konektivitas akan semakin memegang
peranan penting sebagai pendukung integasi ekonomi regional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar