SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog Pribadi Atma Winata Nawawi

Jumat, 05 November 2010

MENUJU KONGRES HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

MENUJU KONGRES HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Tanpa terasa HMI kini kembali berkongres. Sebagai organisasi paling sulung dari semua organisasi kemahasiswaan maka sudah sewajarnya apabila HMI akan selalu menjadi barometer pergerakan msahasiswa.
 
HMI telah membuktikan diri sebagai anak zaman di masa lalu. Mulai dari zaman mempertahankan kemerdekaan, zaman demokrasi terpimpin, orde lama, orde baru. Namun, pada zaman orde reformasi ini, harus diakui HMI terlihat gamang. Beberapa pengamat menyebutkan bahwa kegamangan ini diakibatkan oleh kesuksesan dari HMI sendiri yang telah melahirkan ribuan atau ratusan ribu alumninya yang bergerak di berbagai bidang. Dan kini peran HMI di perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi pavorit sudah sangat kendur, baik itu peran formal di organisasi mahasiswa intern kampus sampai pada peran informal dan peran akademik.
 
Saya sendiri melihat bahwa kegamangan HMI masa kini adalah diakibatkan oleh alumninya sendiri. Walau tidak ada hubungan formal organisatoris antara HMI dengan alumninya dan HMI sendiri adalah organisasi independen bebas dari pengaruh apapun, namun harus diakui bahwa dengan hubungan non formal dan dialog yang terjalin memberi ruang bagi alumni untuk membentuk dan mempengaruhi watak dan kepribadian adek – adeknya di HMI. Dan bahayanya ternyata watak dan kepribadian yang diwariskan tersebut ternyata watak dan kepribadian masa lalu dan cenderung romantis.
 
Oleh karena itu, HMI harus mengenyahkan kegamangannya dengan menatap masa depan dengan tetap menghormati masa lalu. HMI harus memantapkan diri sebagai anak zaman masa kini dan anak zaman masa depan.
 
Apa itu masa kini ??? Apa itu masa depan ???
 
Era reformasi ditandai dengan tumbangnya otoritarian dan sekaligus memasuki era pasar bebas ekonomi. Batas – batas wilayah yang dipagari secara politik ternyata runtuh di bidang ekonomi. Ekonomi sudah tidak memiliki status kewarganegaraan. Barang dan jasa bebas dipasarkan di mana saja di pelosok dunia ini. Para negara komunis pun tak luput dari pasar bebas mania. Deng Xiao Ping yang merupakan bapak reformasi negeri tirai bambu pun mencanangkan sosialisme market dan telah membawa negeri China menjadi raksasa ekonomi dunia.  Kebijakan negara diarahkan untuk melahirkan ribuan dan jutaan wirausaha dan profesional baru. Demikian juga negara lain. Bahkan Vietnam yang komunispun sudah menjadi negara kapitalis.
 
Itulah masa depan. Masa depan tanpa batas wilayah ekonomi.
 
Bagaimana dengan HMI ??
 
Saya melihat bahwa sudah saatnya HMI mengakomodir dirinya sendiri terhadap pergerakan ekonomi global. Tantangan bangsa ke depan adalah tantangan ekonomi. HMI sebagai organisasi yang berada di garda terdepan bangsa ini harus siap dan antisipatif terhadap pergerakan ekonomi dunia.
 
Sudah saatnya wajah ekonomi dalam bentuk wirausaha dan profesionalisme dimasukkan ke dalam Nilai Dasar Perjuangan / Nilai Identitas Kader, Mission dan Konstitusi HMI. Sudah saatnya iptek, wirausaha dan profesionalisme menjadi materi wajib dalam setiap perkaderan formal dan informal. Dan sudah saatnya kelembagaan wirausaha dan profesionalisme distrukturkan dengan lebih kokoh.
 
Terkait dengan struktur organisasi. Di garis paling bawah, perlu dilakukan penyederhaaan dan perkuatan. Komisariat dihapus saja dan fungsinya dimerger ke lembaga kekaryaan. Cabang membawahi lembaga – lembaga kekaryaan yang merupakan organisasi profesi berbasis keilmuan / kejuruan. Lembaga kekaryaan menjadi ujung tombak rekrutmen calon kader. Di tingkatan badko, posisi badko perlu diperkuat dengan menjadikan badko sebagai organ pengurus wilayah. Sebagian besar fungsi teknis PB diserahkan saja kepada pengurus wilayah, seperti perkaderan formal tingkat nasional seperti LK III, penyelenggaraan kongres, dan lainnya diserahkan saja kepada pengurus wilayah. Pengurus PB cukup menjalankan fungsi – fungsi strategis dan oleh karena itu strukturnya tidak perlu gemuk, cukup merupakan mantan – mantan pengurus wilayah. Sementara pengurus wilayah dihuni oleh mantan – mantan pengurus cabang.
 
Wajah kongres selalu didominasi oleh isu pemilihan ketua umum PB selanjutnya. Dan wajah HMI selalu terwakili oleh figur ketua umum PB. Oleh karena itu agar kualitas sang calon ketua umum PB tersebut bisa terandalkan, perlu kiranya saringan dan prosedurnya dilakukan semacam fit and proper test serta debat kandidat secara terbuka di media elektronik.
 
Selamat berkongres, jaya HMI,jaya umatku, jaya bangsaku.
 
Salam. Rahmad Daulay, ST