SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog Pribadi Atma Winata Nawawi

Kamis, 23 Agustus 2012

SEKILAS TENTANG BM PAN


A. SEJARAH LAHIR BM PAN
Salah satu cara efektif yang lazim digunakan oleh partai untuk membangun basis masa dalam rangka memperbesar konstituennya adalah mengorganisasikan rakyat melalui stratifikasi sosialnya, misalnya kelompok pemuda, mahasiswa, pelajar, perempuan, buruh, tani, nelayan, tukang becak, tukang ojek, kaum profesional, dan lain sebagainya. Struktur yang sudah terspesialisasi ini disamping menjadi media efektif bagi partai untuk melakukan komunikasi dengan rakyat juga akan menjadi kekuatan partai sebagai landasan legitimasi dan eksistensi partai di mata publik.
Partai Amanat Nasional (PAN) juga termasuk salah satu partai yang melakukan pengorganisasian masyarakat melalui model sebagaimana digambarkan di atas, sehingga saat ini PAN telah berhasil membentuk organisasi penyangga partai seperti BM PAN (Barisan Muda Penegak Amanat Nasional), SIMPATIK (Sistem Informasi dan Pengamanan Teknis Kegiatan), HIMPAN (Himpunan Pengusaha PAN), PUAN (Perempuan Amanat Nasional), FORSAP (Forum Silaturrahmi antar Pengajian), dan lainnya.
Melihat sejarah berdirinya BM PAN memang tidak bisa dilepaskan dari kelahiran PAN. Barisan Muda Partai Amanat Nasional (BM PAN) dideklarasikan bersamaan dengan deklarasi PAN, 23 Agustus 1998. Gaung itu kemudian menggema ke seluruh pelosok negeri yang kemudian berbondong-bondong pemuda berinisiatif mendirikan organisasi pemuda PAN dengan nama yang beragam. Melihat antusiasme pemuda dari berbagai nama yang dipakai, maka disepakati untuk mengadakan Pertemuan Tingkat Nasional (PERTINAS) di Gedung YTKI Jakarta pada tanggal, 25-28 Oktober 1998. Tujuannya adalah menghimpun potensi organisasi pemuda PAN dalam satu wadah yang secara resmi mendukung eksistensi PAN serta memberi legitimasi formal terhadap berdirinya suatu organisasi pemuda di bawah PAN. Pertemuan tersebut dihadiri oleh seluruh organisasi pemuda PAN dan beberapa eksponen mahasiswa Jabotabek. Beberapa nama organisasi pemuda PAN pada waktu itu dianataranya AMAN (Angakatan Muda Amanat Nasional), MAPAN (Masyarakat Peduli Amanat Nasional), BM PAN (Barisan Muda Partai Amanat Nasional) dan lain sebagainya.
Dalam PERTINAS tersebut AM Fatwa kemudian menawarkan agar kata ‘Partai’ dalam BM PAN diganti dengan kata ‘Penegak’. Alasannya agar supaya tidak terlalu langsung transparan hubungannya dengan PAN sehingga gerakannya lebih luwes. Selain itu kata ‘Penegak’ menurut AM. Fatwa lebih relevan dengan usaha untuk melaksanakan ‘Amanat’. Ide tersebut kemudian diterima forum PERTINAS yang kemudian mengukuhkan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Barisan Muda Penegak Amanat Nasional dengan Ketua Umumnya Abdul Rasyid. Namun ditengah masa kepemimpinannya, ia diberhentikan dari jabatannya karena terlibat pencalonan anggota legislatif dari partai lain. Untuk selanjutnya diganti oleh Pejabat Ketua Umum Zulfikar Lindan, namun lagi-lagi Ketua Umum BM PAN ini dihentikan karena melanggar garis perjuangan PAN tentang ‘Poros Tengah’ dan menyatakan keberpihakannya kepada garis partai lain di luar Poros Tengah. Maka selanjutnya DPP PAN menetapkan untuk sementara BM PAN dipimpin oleh Presidium yang sekaligus bertugas mempersiapkan Kongres I di Bukittinggi tanggal 18-21 Mei 2000 yang kemudian memilih Yahdil Harahap sebagai Ketua Umum.
Selanjutnya, Kongres II BM PAN dilaksanakan pada tanggal 16-19 Mei 2003 di Samarinda, Kalimantan Timur yang salah satu hasilnya menetapkan Sahrin Hamid sebagai Ketua Umum. Kongres III BM PAN diadakan pada tanggal 09-11 Juni 2006 di Jakarta yang akhirnya menetapkan Riski Sadiq terpilih sebagai Ketua Umum.

B. PROFIL BM PAN
N a m a
Organisasi ini bernama BARISAN MUDA PENEGAK AMANAT NASIONAL, disingkat BM PAN.
Waktu Didirikan
BM PAN didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Agustus 1998 untuk waktu yang tidak tidak ditentukan

Logo
Logo BM PAN adalah matahari dan 32 pancaran cahaya dan dua tangan kanan yang berjabat secara kokoh yang dilatar belakangi segi empat berwarna biru serta tulisan BM PAN, Barisan Muda Penegak Amanat Nasional.
A z a s
BM PAN berazaskan Pancasila.
T u j a n
BM PAN bertujuan membentuk generasi muda Indonesia yang memiliki wawasan dan keterampilan politik yang dilandasi moralitas agama demi terwujudnya Indonesia baru yang berkedaulatan rakyat, berkeadilan dan berkesejahteraan sosial.
U s a h a
1.   Menggalang generasi muda Indonesia melalui kegiatan-kegiatan sosial, kemanusiaan dan kemasyarakatan.
2.   Menciptakan kader-kader Barisan yang berkualitas melalui pelatihan-pelatihan yang mencerahkan.
3.   Membangun jaringan institusional dan personal Barisan serta kekuatan-kekuatan pemuda, mahasiswa yang sevisi dan menjalin hubungan kerjasama yang bersifat terbuka untuk mencapai tujuan nasional.
4.   Mengembangkan kemampuan kreatif dan keilmuan dalam rangka mengaktualisasikan keahlian dan profesionalisma generasi muda dalam berbagai bidang kehidupan.
5.   Melakukan dialog, seminar, konferensi pers dan aksi massa dalam merespons kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat dan peristiwa kemanusiaan lainnya.
Identitas
BM PAN adalah organisasi kader partai yang berbasis massa beridentitaskan kebangsaan dan kemajemukan yang menjujung tinggi moral agama dan kemanusiaan.
S i f a t
BM PAN adalah Organisasi Otonom dari Partai Amanat Nasional yang bersifat terbuka, majemuk dan mandiri.
Karena sifatnya yang terbuka tersebut, maka BM PAN memiliki mekanisme operasional organisasi yang mandiri namun berada dalam garis konsultatif dan koordinatif PAN.
Fungsi
BM PAN  memiliki fungsi sebagai berikut:
1.   Fungsi integrati : Berperan sebagai wadah pemersatu dan menggalang kesatuan aspirasi politik generasi muda Indonesia. Merupakan satu-satunya wadah pembinaan kader pemuda di bawah naungan organisasi politik partai.
2.       Fungsi Edukasi : Berperan memberikan pendidikan dan pengembangan wawasan serta keterampilan politik dalam rangka mencapai tujuan BM PAN.
3.   Fungsi Mediasi : Berperan sebagai penghubung antara kekuatan politik generasi muda dengan kebijakan Partai yang merupakan satu-satunya wadah yang mewakili kepemudaan Partai.
4.   Fungsi Advokasi : Berperan mendampingi dan melindungi pelaksanaan kebijakan umum Partai serta membela kepentingan aspirasi politik warga PAN.
5.   Fungsi Agregasi : Berperan merekam persoalan-persoalan yang ada di masyarakat dan menjadikannya agenda organisasi yang harus diperjuangkan
6.   Fungsi Kontrol : Berperan menjalankan pengawasan internal maupun eksternal terhadap kebijakan PAN dan kebijakan  Pemerintah.
7.   Fungsi Artikulasi : Berperan Mengkomunikasikan atau menyampaikan platform partai kepada masyarakat
Keanggotaan
Keanggotaan BM PAN bersifat sukarela dan terbuka bagi warga negara Indonesia yang setuju dengan tujuan Barisan dan platform Partai. Peraturan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Susunan Organisasi
Struktur Organisasi disesuaikan dengan Anggaran Dasar BM PAN. Ketentuan tentang hubungan struktur antara DPP, DPW, DPD, DPC dan DPRt diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

C. DASAR ORIENTASI GERAKAN
Orientasi mendasar perjuangan BM PAN adalah bagaimana membangun bangsa dan masyarakat yang demokratis. Tahapan ideal proses demokratis yang diyakini BM PAN berawal dari demokrasi politik, demokrasi sosial selanjutnya demokrasi ekonomi. Demokrasi politik hanya terjadi bila kekuasaan rakyat di atas kekuasaan negara. Dan demokrasi sosial akan muncul efektif bila jaminan kesejahteraan negara mendapat alokasi rnemadai. Sementara itu demokrasi ekonomi lahir jika kekuatan dan kekuasaan produktif ada pada sebagian besar rakyat.
Upaya mewujudkan ketiga tahapan demokrasi di atas memerlukan individu­-.uividu yang mampu melakukan proses transformasi demokrasi secara sehat. Kemudian secara individual maupun institusional BM PAN membangun kekuatan kelas menengah dalam wilayah pendidikan. Dengan posisis itu, BM PAN akan mampu menjadi mediator yang menghubungkan kaum elite dengan proleter, antara negara dengan rakyat. Posisi ini juga mudah bergerak ke atas maupun ke bawah sesuai dengan situasi yang terjadi.
Dengan orientasi dasar semacam ini BM PAN akan mampu menembus sekat elite sekaligus membaur dengan rakyat tanpa terkooptasi keduanya. Untuk memerankan fungsi kelas menengah, BM PAN perlu membangun perangkat­-perangkat gerakan sehingga tidak terjerembab pada pola gerakaan yang semu dan kabur. Perangkat tersebut secara global meliputi wilayah transendensi, refleksi dan aksi.
Dalam bentuk teknis operasional program aksi yang dilakukan BM PAN memerlukan keseimbangan antara kualitas individu dan kualitas organisasi. Dengan kata lain perlu dibangun equilibrium gerakan antara kekuatan menciptakan kader­-kader yang berkualitas dan secara organisatoris mampu menjadi kekuatan organisasi yang mempunyai daya bargaining tinggi di hadapan elite maupun rakyat. Posisi semacam ini akan memungkinkan BM PAN menjadi salah satu motor demokratisasi di Indonesia.


Tidak ada komentar: