SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog Pribadi Atma Winata Nawawi

Kamis, 03 Oktober 2013

APEC ANTARA KRISIS DAN HARAPAN



Mata dunia kini tertuju pada kawasan Asia Pasifik. Dari berbagai sudut, kawasan ini memainkan peranan penting dalam perdagangan bebas sekarang ini. Sebanyak 44% perdagangan dunia kini hilir mudik di sekitar Asia Pasifik.

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita 21 anggota APEC, jika digabungkan mencapai hingga US$ 13,247. Jumlah itu setengah dari PDB per kapita sisa belahan dunia lainnya yang sebesar US$ 7,785.

Secara demografis kawasan Asia Pasifik dihuni 40% dari total penduduk dunia saat ini. Paritas daya beli anggota APEC tumbuh 3,5% per tahunnya.

Hingga 2010 paritas daya beli para anggota APEC sebesar US$35,8 Triliun, lebih tinggi jika dibandingkan daya beli anggota Non APEC yakni US$ 31,9 Triliun. Tak salah jika gerak-gerik APEC menjadi perhatian dunia.

Indonesia mengambil kesempatan tersebut dengan kembali menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan KTT APEC yang ke-21, setelah terakhir berlangsung pada 1994 lalu,. Resilient Asia-Pasific, engine of global growth dipilih menjadi tema utama untuk menggambarkan situasi ekonomi dunia saat ini. Perhelatan akbar ini diharapkan mampu merumuskan strategi bisnis yang relevan dan kebijakan relevan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan tersebut.

Indonesia diharapkan mampu memainkan peran penting dalam memfasilitasi  dan mengemukakan agenda yang disusun dalam pertemuan KTT APEC 2013, yang diawali dari Concluding Senior Official Meeting (CSOM) pada 1-2 Oktober 2013, kemudian dilanjutkan APEC Ministrial Meeting pada 4-5 Oktober, serta APEC Economic Leaders Meeting (AELM), pada 7-8 Oktober 2013.

Momentum itu sekaligus menjadi ajang unjuk kekuatan Indonesia sebagai ekonomi terbesar ke-16 dunia yang didukung 45 Juta orang dari kelas menengah. Sebanyak 53% populasinya terdapat di kota-kota yang berkontribusi terhadap 74% PDB Nasional.

TIGA AGENDA
Kepemimpinan Indonesia saat ini krusial dalam menentukan keberlanjutan ekonomi kawasan. Di satu sisi, APEC diharapkan melanjutkan perannya sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi di tingkat global dan regional. Di sisi lain APEC juga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi regional di tengah perlambatan ekonomi dunia dan memberikan hasil yang nyata bagi public.

Terdapat tiga agenda prioritas yang diusung dalam pertemuan tersebut, yakni upaya perwujudan deklarasi bogor, pencapaian pertumbuhan berkelanjutan yang berimbang, dan promosi konektivitas. APEC akan melanjutkan kerja dalam mempertahankan momentum untuk liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, sebagaimana tercantum dalam komitmen para pemimpin APEC 1994 lalu di Bogor.


Ekonomi masa datang akan terus-menerus mengupayakan kerjasama yang solid dalam mencapai integrasi ekonomi regional di wilayah Asia Pasifik. Untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, APEC akan melanjutkan upaya untuk mempertahankan laju pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dengan tingkat kemampuan dan ketahanan para anggota APEC yang beragam dalam menghadapi krisis ekonomi global, upaya penyejajaran akan berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pelibatan pemangku kebijakan, dan pemanfaatan potensi yang belum terjamah.

APEC 2013 lebih lanjut akan memfokuskan kerja pada penguatan sektor usaha kecil dan menengah dalam menghadapi persaingan global. Hal itu dilakukan melalui inovasi sekaligus memanfaatkan produktivitas pekerja perempuan dalam ekonomi. Selain itu, APEC akan mengupayakan akses pembiayaan yang lebih luas, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan akses pada layanan kesehatan.

Pada agenda ketiga, Indonesia menaruh perhatian besar terhadap hal itu. Agenda prioritas tersebut akan mewujudkan usaha konkret yang mampu menghubungkan pusat pertumbuhan dan pembangunan pusat pertumbuhan baru di kawasan sehingga mampu meningkatkan hasil dan produktivitas secara keseluruhan.

Pekerjaan terkait dengan konektivitas itu akan berfokus pada konektivitas fisik, konektivitas kelembagaan, dan konektivitas antar manusia. Seluruhnya akan dilakukan melalui pembangunan infrastruktur, fasilitas, dan promosi investasi infrastruktur, termasuk infrastruktur untuk mendukung konektivitas di samudera pasifik sebagai penghubung utama ekonomi di kawasan ini.

Ketika perdagangan dan investasi semakin terbuka, masyarakat semakin berdaya, konektivitas akan semakin memegang peranan penting sebagai pendukung integasi ekonomi regional.

Tidak ada komentar: