SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog Pribadi Atma Winata Nawawi

Kamis, 31 Januari 2013

APAKAH ADA KONSPIRASI ABRAHAM SAMAD?

Rabu malam 30 Januari 2013 kita semua diguncang dengan pemberitaan dashyat, yang mungkin tidak ada yang pernah memprediksinya. Beberapa orang yang diduga melakukan tindakan penyuapan tertangkap tangan di Hotel Le Meridien Jakarta. Tidak tanggung-tanggung, yang tertangkap adalah orang dekat Presiden PKS, Luthfi Hasaan Ishaaq yang juga anggota DPR RI Komisi 1. Dalam beberapa jam kemudian KPK juga menetapkan yang bersangkutan menjadi tersangka dan menjemputnya ke KPK untuk diperiksa. Publik kaget, banyak politisi dan pesohor di negeri ini tidak menyangka hal ini akan terjadi di awal tahun 2013 ini. Memang sudah lama digadang-gadang bahwa 2013 adalah tahun politik, sehingga akan banyak kejutan-kejutan politik di tahun ini.

Agaknya argumen tersebut tidaklah terlalu berlebihan, dimulai dari Kongres Partai Nasdem yang diwarnai mundurnya banyak kader dan tokoh-tokohnya yang menjadi buah bibir. Dilanjutkan dengan tertangkapnya Politisi PAN Wanda Hamidah saat bersama beberapa artis dirumah Raffi Ahmad yang diduga sedang pesta Narkoba. Namun sejenak kita melupakan kedua kejadian diatas karena yang ini jauh lebih seru dan dashyat, orang nomor satu di Partai dakwah yang dari awal kelahirannya selalu megadang-gadangkan diri sebagai Partai bersih dan anti korupsi harus menghadapi kenyataan berurusan dengan lembaga anti korupsi yang terkenal tidak sembarang dalam menjerat orang, karena menurut amanah UU bahwa KPK tidak mengenal SPPP (Surat Perintah Penghentian Penyidikan). Sehingga semua orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka harus disidangkan.

Mati-matian petinggi PKS mencoba bereaksi dengan mengatakan bahwa Partainya tengah difitnah, terdapat konspirasi besar, dan berbagai argumen lainnya. Tentu kita mencoba untuk mengurai kenapa muncul pertanyaan seperti ini. Bila kita melihat bahwa ini konspirasi tentu kita mesti menuding bahwa KPK ada dibalik ini semua, tentunya orang nomor satu di KPK yaitu Abraham Samad yang langsung menjadi sorotan.

Sekarang mari kita lihat siapa sebenarnya Abraham Samad ini, lahir di Makassar pada 27 November 1966, Abraham Samad terpilih pada usia relatif muda, 45 tahun. Dalam catatan sekolahnya Samad terkenal sebagai anak yang nakal sehingga harus berpindah-pindah sekolah. Memasuki dunia kampus, Abraham semakin menemukan tempatnya untuk mengaktualisasikan diri. Setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tahun 1992, Abraham sedikit goyah dalam penentuan karir profesi yang akan digelutinya kelak. Pada satu sisi, ia sangat berkeinginan untuk menekuni profesi advokat, namun di sisi lain, ibunya lebih mengharapkan agar Abraham untuk menjadi seorang Birokrat.

Abraham memulai karirnya sebagai advokat dengan magang terlebih dahulu. Sejak pertama kali menjejakkan kakinya dalam belantara penegakan hukum di Indonesia ia semakin memahami bahwa sistem hukum Indonesia belum berjalan sebagaimana mestinya.

Di Makassar, Samad dikenal sebagai aktivis antikorupsi. Dia penggagas sekaligus Koordinator Anti Corruption Committee di Sulsel. Salah satu kasus korupsi yang pernah dia bongkar yakni kasus yang melibatkan walikota Makassar. Akibat langkahnya itu, rumah serta usaha milik istrinya pernah dirusak sekelompok orang. Melalui LSM ini, Abraham ingin mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang baik. Abraham juga pernah menjadi Tim Penasehat Hukum Komite Pemantau Legislatif (KOPEL) Sulawesi.

Dia menanggalkan profesinya sebagai advokat ketika mendaftar di panitia seleksi calon pimpinan KPK. Selama uji kepatutan dan kelayakan, Abraham adalah calon yang berani berjanji akan mundur tanpa didesak jika satu tahun kepemimpinannya tidak membuahkan hasil. 

Abraham Samad juga merupakan kader HMI, saat di organisasi tersebutlah dia dekat dengan Tamsil Linrung, politisi PKS yang kini menjadi anggota DPR RI daerah pemilihan Sulawesi Selatan. Kedekatan ini tidak bisa disembunyikan karena dalam banyak catatan, Abraham Samad sering bersama-sama dengan Tamsil dalam berbagai gerakan saat mahasiswa dulu. Selain itu Abraham Samad juga dekat dengan Anis Matta, Sekjen PKS yang juga berasal dari Sulawesi Selatan.

Berdasarkan fakta masa lalunya tersebut, timbul pertanyaan dalam pikiran kita semua. Apakah Abraham Samad terlibat dalam sebuah konspirasi besar ini? Jika memang demikian, apa motivasinya, bukankah PKS adalah Partai yang mendukungnya menjadi Ketua KPK saat pemilihan lalu, lantas kenapa kini dia bersikap sebaliknya.

Perjalanan masih panjang, babak-babak baru berikutnya akan datang. Tentu saya dan anda menunggu apa yang akan terjadi berikutnya. Harapan saya semoga PKS yang merupakan salah satu aset bangsa ini dapat kembali bangkit dan membuktikan diri, bahwa sebagai Partai modern PKS tidak bergantung pada tokoh, namun pada ideologi dan semangat awal saat Partai ini dibentuk.
Semoga.

Tidak ada komentar: